Jumat, 29 Mei 2015

Keluhan Hiperventilasi (Sesak Nafas) pada Ibu Hamil



Keluhan Hiperventilasi (Sesak Nafas) pada Ibu Hamil

Keluhan Hiperventilasi (Sesak Nafas) pada Ibu Hamil
Hiperventilasi ditandai dengan nafas yang cepat dan keluhan sesak nafas, pada ibu hamil hal ini merupakan reaksi yang fisiologis (non patologis). Hiperventilasi disebabkan oleh peningkatan hormone progesterone selama kehamilan, berakibat langsung pada sistem pernafasan dimana kadar karbon dioksida berada pada kadar yang rendah dan oksigen berada pada kadar yang tinggi. Peningkatan kadar oksigen yang tinggi bermanfaat bagi janin. Peningkatan metabolisme yang terjadi selama kehamilan menyebabkan peningkatan kadar karbon dioksida, terjadinya hiperventilasi berdampak pada berkurangnya kadar karbon dioksida dalam darah. Ibu hamil dapat mulai merasakan efek progesterone ini pada awal trimester kedua.
Keluhan sesak nafas merupakan suatu ketidaknyamanan yang semakin berat dirasakan ibu hamil pada trimester ketiga. Selama periode ini, uterus semakin membesar dan menekan diafragma. Oleh sebab itu, diafragma bergeser (berelevasi) kira-kira 4 cm selama kehamilan. Meskipun pelebaran diameter transversal dari rongga dada (thoraks) hanya beberapa cm, namun hal ini cukup mengganti pergeseran diafragma dan mengurangi fungsi kapasitas residual dan volume residual udara. Kombinasi penggunaan tekanan pada diafragma (memungkinkan penurunan fungsi volume residual) menyebabkan sedikit kesulitan dalam bernafas (nafas sesak). Pada beberapa ibu hamil, merespon keadaan fisiologis ini dengan hiperventilasi.
Untuk mengatasi hiperventilasi maka dapat diatasi dengan: a) penjelasan pada ibu hamil tentang keadaan fisiologis hal ini; b) menasehati ibu hamil untuk dengan sengaja secara berhati-hati mengatur pernafasannya (kecepatan dan kedalaman) dalam kondisi normal ketika ibu menyadari terjadinya hiperventilasi; c) meringnkan gejala sesak nafas sebagai faktor akibat, dijelaskan pada paragraph selanjutnya.
Upaya untuk mengatasi keluhan sesak nafas adalah dengan menyediakan ruang yang cukup untuk isi abdomen dan thoraks, dengan mengurangi tekanan pada diafragma dan memfasilitasi fungsi paru-paru, yaitu: a) secara periodic anjurkan ibu hamil untuk berdiri dan melakukan gerakan peregangan pada tangannya ke atas kepala disertai menarik nafas panjang; b) menganjurkan ibu hamil untuk membiasakan diri dengan postur tubuh yang baik dan hindari membungkukkan badan (badan selalu tegak); c) ajari ibu hamil untuk melakukan pernafasan intercostal; d) ajarkan ibu hamil untuk melakukan peregangan yang sama saat duduk/berdiri dengan ketika berbaring di tempat tidur; e) jelaskan terjadinya nafas sesak, kecemasan atau ketakutan dapat mengurangi respon terhadap hiperventilasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar